Google Translate

Kamis, 22 Juli 2010

DEJAVU


“DEJAVU”

Drama Rohani. by; Poe Edyson…

DEJAVU

“Aku seorang gadis remaja yang aktif mengikuti pelayanan digerejaku…

selain menjadi anggota komisi remaja, aku juga tekun edit-edit foto dikomputerku sesuai cita-citaku sejak SD ialah menjadi seorang Fotografer Profesional.

Meski belum memiliki sebuah kamera tapi aku sudah lama memulai menyisipkan sebagian uang jajanku ketabunganku untuk membeli sebuah kamera digital baru nantinya…

Entah berapa lama lagi tiba saatnya nanti ketika semua uang-uangku terkumpul dan cukup. Tapi sepertinya aku harus menunda untuk membeli apa yang aku impikan sejak lama… sebab saat ini aku sedang memulai menyisipkan sebagian uangku kedalam amplop-amplop di alkitabku, sebagai persembahan dana HUT Gerejaku yang akan diselenggarakan beberapa hari lagi…

Karna segala sesuatu yang datang dari Dia, Untuk Dia, dan kepada Dia…

Namaku Ester…

Dan ini kisahku…”

(ditengah-tengah kesibukan menyambut HUT, mereka semua membersihkan dan mendekorasi ruangan gereja dengan tugas masing-masing. Ester yang baru datang pun dihampiri oleh seorang temannya yang tadinya sibuk menyapu.)

Ester : “pagi sofie! Sori telat… hehehehe…” (tersenyum sedikit)

Sofie: “pagi… eh… ester!?!”(sambil memegang sapu)

Ester : “ya…”

Sofie : “kemarin gw liat loe didepan toko. Photo Digital…?

Ester : “toko Photo Digital? Ngga…”

Sofie: “iya… tapi loe Lagi buru-buru mau nyebrang gitu… kenapa?”

Ester: “engga koq! Orang kemarin edit foto seharian koq…”

Sofie: “tapi mirip banget ama loe… sumpah! Tasnya juga masih sama yang ini koq!”

Ester: “salah liat kali… wek… wek… wek…”

Sofie: “iya kali ya… mungkin…wajah lue pasaran kali ya…? Hahahahaha…”(ketawa mengejek)

Ester: “enak aja… wajah aku tu limited edition tau…”(katanya sambil kesel lalu langkah beberapa langkah hendak menaruh tasnya dibawah meja)

(tika dan merry sedang sibuk mengelap meja tiba-tiba melihat ester kebingungan untuk menaruh tasnya, mereka pun menyapanya)

Tika: “eh…uda sombong ya sekarang…”

Merry: “iya… mentang-mentang uda beli kamera baru…”

Ester: (dengan mimic yang semakin binggung) “sombong kenapa???”

Tika: “kemarin dipanggilin, malah cuek-cuek bebek…”

Ester: “lha… dimana? Kapan?”

Merry: “ditoko photo Digital, waktu kita keluar kan loe masuk… iya kan?”

Ester: ……. (pikiran kosong)

Merry: “loe beli kamera baru ya…?” (tebaknya)

Ester: “ngga,,, aku belum beli kamera… aneh banget ya?” (sambil mengaruk kepala)

Tika: “masa sich… kita maklum sich… kalo loe cuekin kita-kita… soalnya dari tampang loe yang kemarin kayaknya lagi super duper senang.”(mengejek ester sambil melihat kearah merry seolah meminta persetujuannya)

Ester: “aneh… wajahku gak mungkin sepasaran itu kali… koq ada dimana-mana”

Merry: “pasaran gimana? Orang kemarin emank liat loe koq! Loe pake kaos ijo loe yang pernah loe pake dikebaktian… dan tas ini”

Ester: “orang dua hari ini sibuk dirumah koq!”

Tika: “May…”(belum habis berkata, ester memotong)

Ester: “May mop gitu?orang ma adanya april mop buat ngerjain orang, bukan may mop ”

Tika & merry: “may… be yes! May be No!”

(lalu Ester pun mengambil kemoceng(Pembersih yang terbuat dari bulu-bulu ayam) untuk membersihkan dinding gereja, hingga akhirnya selesai juga bersih-bersih kali ini, tiba-tiba Ester melihat Matius, pacarnya yang sepertinya sedang punya masalah)

Ester: “matius… kamu kenapa sayank? Dari tadi koq kayak orang lagi binggung”

Matius: (terus menatapi ester kebinggungan)

Ester: “kamu koq datangnya ga nungguin aku?”

Matius: “oh iya… sorry… aku dari pagi soalnya…”

Ester: “soalnya tadi sebelum kesini aku kerumah kamu… eh malah kamu ga ada…”

Matius: “Ester… (berhenti sejenak dan memegang kening ester) “kamu sakit ya?”

Ester: “Engga…”(mengerut kening)

(sementara yang tadinya pada sibuk sendiri, sekarang satu per satu mulai meninggalkan ruangan itu. Hingga akhirnya tinggal mereka berdua saja)

Matius: “kemarin kamu ngapain kerumah sakit?”

Ester: (tertawa sendiri, tapi beberapa saat kemudian dia kembali serius) “hari ini tu bener-bener aneh banget tau ga? Semua orang bilang liat aku disana- sini.”

Matius: “lho… kemarin aku emank liat kamu yank… tapi aku gak keburu buat nyapain kamu… soalnya saat itu adikku sedang sekarat diruang unit gawat darurat.”

Ester: “lagi darurat? Emank adik loe sakit lagi?”

Matius: “iya… penyakit dia kambuh…”

Ester: “loh… tadi pagi waktu aku kerumah kamu, dia sehat-sehat aja…”

Matius: “Hah…???” (kaget dan menkerut kening)

Ester: “iya… dia duduk manis didepan teras dan tersenyum… aku sempat tanyain kamu sedang dimana… dan dia bilang kamu sedang berdoa digereja. Terus waktu aku mau nyusuli kamu disini, dia suruh aku bilang kekamu kalo dia sayang banget ama kak matius…”

Matius: “serius yank???”

Ester: “nah… bearti doa kamu terkabul dan adikmu sehat sekarang…”

Matius: “adikku… adikku kan udah meninggal dirumah sakit kemarin”(matius menyakinkan ester)

Ester: “gak mungkin… jadi itu… (berhenti sejenak dan berpikir). Aku lihat dia… itu gak mungkin matius… aku gak ngerti… hari ini sangat aneh…”

(lalu ester memeluk matius kuat-kuat dengan keadaan setengah percaya dengan apa yang ia alami, tapi wajah matius seolah menyakin semua kebenaran itu)

“sayank…kamu yang sabar ya… maafin aku… aku ga tau tentang smua ini…”

Matius: “iya… aku juga ga nyangka smua ini terjadi secepat itu. Tapi kamu tenang aja… aku udah bisa terima semua itu koq… Cuma sekarang yang jadi masalah bukan itu…”

Ester: “terus…”

Matius: “aku sebagai penyandang dana HUT gereja kita, ternyata sampe saat ini dana belum mencapai target. Jadinya binggung yank…”

Ester: “udah… kita pulang aja dulu, kan masih ada persembahan jemaat pelayanan yang belum diserahkan”

Matius: “ya udah… kamu pulang aja dulu… aku mau consult ama chon tho dulu ya?

***

(sepanjang perjalanan pulang ester kebinggungan dan terus memikirkannya, ester berjalan selangkah demi selangkah menuju kerumahnya)

“Hari ini bener-bener aneh… hal yang baru pertama kalinya terjadi dalam hidupku… mereka seolah bener-bener melihatku, ditempat yang tidak pernah terpikirkan olehku untuk kesana. Memang sejak tadi pagi aku sudah merasakan ada yang berbeda dengan hari ini.”

(lalu sampai didipan pintu pintu rumahnya, ia kaget melihat papa dan mamanya duduk dikursi sofa diruang tamu dan menunggunya pulang. Sebab ini bukan hal yang seperti biasanya.)

Ester: “lho… tumben papa, mama belum bobo jam segini?”

Papa dan mama: (hanya tersenyum melihat wajah polos ester)

Ester: (ester berfirasat buruk dan menebak pasti ada suatu yang janggal yang akan dipertanyakan.) “sepertinya ada sesuatu yang mau dibicarakan?”

Papa: “papa punya surprise buat Ester…”(katanya bangga)

Ester: “iya… apa pa?” (kegirangan dan langsung menghampiri papa dan mama, lalu ikut duduk bersama.)

Papa: “karna gaji papa naik 100%, Jadi sekarang papa bisa kasih kamu uang buat beli kamera yang kamu bilang itu.”

Ester: “wah… thank you so much papa…” (sambil menerima amplop papanya dengan mata yang berkaca-kaca.)

Mama: “sebenarnya papa kamu emank uda lama mau beli kamera buat ester… tapi baru kesampean sekarang aja…”

Papa: “tadinya papa mau langsung beliin. Tapi karna papa ga tau tipe yang ester maksud. Jadi papa Cuma nambahin buat dicukupi dengan tabunganmu.”

Ester: “oke pa…, nanti ester lengkapi ama tabungan ester ya…”

Mama: “ingat dibeliin ya? Jangan sampe nanti malah minta-minta dibeliin kamera lagi…”

Ester: “iya ma… ester mandi mandi dulu ya?” (sambil berlari menuju kamarnya)

***

(didalam kamar ester, dia duduk dikursi meja belajarnya. Sambil menghitung tabungan dicelengannya. Lalu ia mengeluarkan uang yang ada di amplop coklat pemberian papanya dan mentotalkan kedua jumlah uang tersebut)

Ester: “ya… masih kurang…, padahal tabungan aku udah ditotalin ama uang dari papa. (berpikir sejenak) oh iya… uang persembahanku buat HUT gereja aku pake dulu aja ya…”( sambil mengeluarkan duit yang ia selipkan di alkitabnya)

· Ester: “tapi… entar dana HUT aku gimana ya??? Masa aku sebagai anggota komisi remaja gak beri persembahan buat Tuhan…, tapi kan kalo uangnya digabungin jadinya pas. Gimana ya? Apalagi dana HUT masih kurang… hmmm… gimana ya kalo aku pending dulu buat beli kameranya… trus uangnya aku pake buat bantu yayankku… duh pusing… lagian kan masih ada komisi remaja lainnya ya…

Aku harus berkomitment malam ini…

Hmmm… keputusannya adalah aku harus beli apa yang aku inginkan selama ini…

Lagian HUT masih beberapa hari lagi. Tuhan Yesus… maafkanlah aku…

Perayaan HUT gereja kali ini, aku tidak memberikan persembahan…

Tuhan… Engkau pasti bisa mengerti aku kan? Amin…”

(lalu ia tersenyum lebar)

“Hoooaam…(menguap) tidur dulu ah…” (sambil meninggalkan meja belajarnya dan segera pergi tidur)

***

“Keesokan hariku… aku pergi ketoko. Photo Digital untuk membeli kamera digital bermerek canon. Dengan perasaan yang amat senang setelah membayar, aku pun segera beranjak dari toko itu sambil mengotak-atik menu kamera baruku…”

(tampak ester dengan kaos berwarna hijau, berjaket ketat dan tas selempang setelah keluar dari sebuah toko kamera sambil memegang sebuah kamera canon berwarna Grey/abu-abu. Dia menoleh kekanan dan kekiri sebelum menyebrang, karena menurut dia aman lalu dia pun kembali menoleh kearah layar kameranya)

“sesampai didepan jalan aku hendak menyebrangi jalan raya yang lebar untuk menuju pulang, sebelumnya aku melihat kearah kiri dan kanan, jalan tampak sepi, hingga tak ada satu pun mobil yang melintas. Aku pun melangkah dan terus melangkah, tapi entah dari mana tiba-tiba saja ada cahaya terang dari sebuah Truk besar menyinari seluruh tubuhku dimalam itu, diiringin suara klakson yang tubi-tubi mengaung nyaring ditelingaku. Sepertinya truk itu sangat berusaha untuk menghentikan mobilnya yang sangat laju tadinya… tetapi truk itu berhenti ketika aku tertabrak dan terpental sangat jauh dari posisiku berdiri tadi” (diiringan dengan suara tabrakan mobil yang sangat keras dan tirai panggung segera ditutup)

“ aku terbaring direrumputan yang panjang, aku sangat shock dan kaget dicampur rasa takut yang luar biasa… aku berusaha untuk bangun, tapi tubuhku rapuh dan kaku, sepertinya tubuhku terluka lecet dan berdarah, tapi tidak aku hiraukan. Yang ku tau adalah aku kehilangan kemera baruku, lalu aku tetap berusaha untuk bangkit berdiri dan mencarinya. Akhirnya aku menemukannya disemak-semak rumput”

Ester: “yah… kameraku pecah dan rusak” (sambil memperhatikan kameranya)

“ya Tuhan… aku sial sekali…”

“aku harus segera kerumah sakit dulu, untuk mengobati luka-lukaku”

“rasanya aku tak sabar untuk cepat-cepat sampai dirumah sakit dan setelah itu aku mau kerumah matius, pacarku. Untuk menyuruhnya

Memperbaiki kameraku… aku berlari… dan terus berlari…”

“dan akhirnya aku sampai dirumah sakit… tapi aneh... kenapa ada marius disini? Sedang apa dia disini? Bukankah adiknya sudah meninggal dan keluar dari rumah sakit?” (ester mendekati matius dan memanggilnya, tapi matius hanya terdiam)

Ester: “matius… matius… sayank… kamu kenapa? Ngapain kesini?”

Matius: (dengan tatapan mata kosong dan akhirnya menetaskan air mata)

Ester: “kamu kenapa nangis? (ester memandangi tubuh dia sendiri dari kakinya sampe seluruh tubuhnya) aku Cuma terluka sedikit aja koq…”

(karena matius terus menangis dan tak mempedulikan ester, akhirnya ester menoleh ketempat lain mencari sumber masalahnya, tapi yang dia lihat ialah papa dan mamanya yang saling berpelukan sambil menangis. Ester segera menghampiri orang tuanya)

Ester: “papa kenapa? Siapa yang sakit?”

“mama…”

“aku bingung karna tak seorang pun yang memperdulikanku… dan aku lihat disekelilingku banyak sekali teman-teman gerejaku… aku mencoba memanggil beberapa dari mereka… ternyata mereka seperti tak bisa mendengarku… apakah mereka juga tidak bisa melihatku??? Aku sangat gelisah…”

“ESTER…. ESTER…” panggilan dari Tika, Merry dan Sofie Serentak.

“tiba-tiba aku mendengar suara Tika,Merry dan Sofie memanggil namaku dan berlari kearahku dengan cepat… ternyata masih ada yang bisa melihatku… dari mata mereka… aku tahu mereka pasti akan memberitahuku tentang seseorang teman digerejaku ada yang sakit atau musibah lainnya”

(mereka bertiga yang tadinya berlari, tiba-tiba berhenti didepan ester lalu menangis kencang)

Ester: “kenapa? katakanlah padaku”

(mereka bertiga maju semakin mendekati ester dan menabraknya sampai menembus tubuh ester yang seperti angin)

“hah…? Kenapa mereka bisa menembus tubuhku??? Aku mulai mengerti tentang kejadian aneh kemarin”

(Tika, Merry dan Sofie memasuki sebuah ruangan dirumah sakit itu)

Tika: “Ester… jangan mati…”

Sofie: “jangan tinggalin kita ester…”

(dan semua orang mendekati ruangan itu dan ikut menangis kencang sambil memanggil-manggil nama ester)

“aku mulai sadar… dan aku melihat tubuhku berbaring tak bernafas diruangan itu, aku nggak percaya semua ini terjadi begitu cepat… apakah aku mati pada saat tabrakan itu… ataukah saat ku berlari…? Aku juga masih binggung soal itu… begitu cepat Tuhan mengambil nyawaku… padahal aku belum memberikan yang terbaik buat Tuhan. Aku mau memberikan persembahanku untuk HUT gereja nanti…. Sudahkah… aku terlambat TuhanYesus…”

“aku menyesal Tuhan…. Aku benar-benar menyesal dengan keputusanku yang salah…yang telah berani aku ambil… maafkan aku Yesus…

Harusnya aku selalu mengutamakan yang terbaik buat Tuhan… karna kita tidak pernah tahu, kapan maut akan menjemput…

Aku terlambat…”

“Tuhan Yesus… tolong ampuni aku… tolong berikan aku kesempatan… untuk memperbaiki kesalahanku… aku belum Babtis Tuhan… aku ingin menjadi milikmu dan melayanimu dengan bersungguh-sungguh…

Aku mau babtis dan diselamatkan… Tuhan andai waktu ini dapat Kau putar kembali… Hiks… Hiks…” (ester menangis tersendu-sendan dan terus berlari… sambil berteriak-teriak)

“sepertinya aku benar-benar sudah mati…”

***

(tampak Ester berdiri diatas panggung gereja dalam acara HUT Gerejanya)

Ester: “lalu aku berteriak… dan terus berteriak… sampai aku terbangun dari tidur yang sangat melelahkan… rasa takut dan keringat membasahi seluruh tubuhku… aku sangat kaget dan shock… itu semua begitu nyata terjadi didalam hidupku… tapi aku tidak tahu, Apakah semua itu adalah sebuah mimpi atau pun kejadian nyata… Tapi satu hal yang ku tahu, itu adalah peringatan dan kesempatan buatku… bahwa kita tidak tidak boleh menyia-nyiakan waktu…karna kita tidak pernah tahu, kapan takdir kematian kita tiba. Lalu aku bangun dan memulai hari itu dengan rencana baru… sepertinya semua kembali ke awal… pada malam saat aku mengambil keputusan membeli kamera. Aku segera memeriksa uang diamplop yang semalam aku persiapkan… dan ternyata benar uang itu masih utuh, lalu aku menyelipkan semua uang itu kedalam alkitabku. kulihat tanggal dihandphoneku sejenak untuk memastikan, ternyata bener tanggal itu hanya berselang satu hari dengan tanggal malam itu. Aku menceritakan semua mimpi-mimpiku semalam kepada orang tuaku. Lalu mereka pun mendukung keputusanku untuk mempersembahkan semua uang itu untuk keperluan dirumah Tuhan dan keputusanku untuk baptis hari itu juga. Hari itu memang sedikit berbeda dengan hari kemarin yang terjadi dalam mimpiku, kemarin adalah hari dimana aku dimana mereka melihat apa yang tak ku ketahui… tapi hari ini aku tahu apa yang mereka tidak ketahui… dan semua yang akan terjadi hari itu… semua berulang seperti mimpiku dan dapat kuhadapi dengan penuh keyakinan. Beberapa temanku juga menanyakan pertanyaan yang sama seperti kemarin… aku pun menjelaskan bahwa memang kemarin aku berada disana dengan keputusan yang salah. Kemudian aku segera kegereja untuk dibabtis dan memberikan persembahanku…

Karna aku tahu… segala sesuatu yang datang dari Dia, Untuk Dia dan Kepada Dia… sesuai tema HUT GKBJ depok hari ini.

Tuhan Yesus mengingatkan SEGALA SESUATU YANG DATANG DARI DIA, UNTUK DIA DAN KEPADA DIA”

“AMIN saudara…? Sekian kesaksianku hari ini… puji syukur kepada Yesus, sebab Ia telah memberikan aku kesempatan untuk merayakan hari HUT gereja kita dan sebuah Jawaban…”

“sekian dan terima kasih…”

(semua bertepuk tangan dan berdetak kagum)

(setelah kesaksian dan acara gereja selesai, Ester pun pulang dengan berjalan kaki. Lalu ditengah jalan ia tidak sengaja menendang sesuatu yang membuat dia terhenti dan memperhatikannya)

Ester: “KAMERA!!!”(Melihat kamera yang pecah, ia pun memungutnya dan memperhatikannya)

“ini kan kamera yang ada dimimpi itu… Apakah semua ini benar-benar terulang?”

(lalu Ester ,elihat sekelilingnya lalu ia sadar itu adalah tempat ketika dia mati dalam mimpi tersebut. Tiba-tiba saja ada cahaya truk yang menyinari seluruh tubuhnya dan menhantamnya… padahal ester mencoba menhindari kematian itu dengan berusaha menyingkir. Tapi itulah Takdir… disertai suara nge-rem mobil yang begitu nyaring)

“BOOOMMMM….!!!” (lalu diiringi suara ambulance)

***

(matius yang baru saja membeli sebuah kamera baru untuk ester ini sedang kegirangan berbicara sendiri)

Matius: “Ester pasti bakalan senang… kalo surprise ku kali ini, aku beliin kamera favorite dia…”(sambil tersenyam-senyum memandangi kamera tersebut.

tit… tit… tit… (suara hp matius bordering)

matius: “apa….!!! Gak mungkin… Ester ga mungkin meninggal… karna dia sudah melakukan yang terbaik buat Tuhan…”(sambil menangis kencang)

“Satu hal lagi yang ku tahu… kita mungkin bisa merubah keputusan….

Ambillah keputusan Yng berkenan dihadapan Tuhan… tapi yang hal yang tidak mungkin kita ubah… kita tidak mungkin bisa menghindari Takdir Kematian…”

~HAPPY ENDING~