Google Translate

Jumat, 13 Januari 2012

CINTA KUE KERANJANG

Cerpen Imlek
CINTA KUE KERANJANG
By: Poe Edyson
                Setiap Tahun menjelang Imlek parade barongsai atau naga akan beratraksi keliling dan menyembah disetiap Klenteng(Vihara) dan setiap rumah-rumah yang menyambut imlek untuk memberikan hoki ke setiap tempat yang dikunjungi. Sebab orang tionghua percaya barongsai membawa berkah dan dapat mengusir aura-aura buruk atau segala kesialan.
            Namaku Afei(24 tahun), aku pemuda tionghua yang aktif di dalam team atraksi barongsai, sebelum menyambut imlek saja aku sudah disibukan dengan jadwal di beberapa klenteng dan rumah-rumah warga tionghua di berbagai daerah di Kalimantan Barat, khususnya pontianak daerah kelahiranku sendiri. Aku sering mendapatkan pujian karena kemahiranku dalam memainkan barongsai, bahkan banyak gadis-gadis cantik yang mengangumi bakatku, apalagi ketika melihatku melepaskan sarung kepala barongsai, kata mereka aku memiliki wajah oriental yang sangat tampan dan maskulin. Wuih… Bikin aku makin PD aja nieh… Aku sih sudah terbiasa dengan godaan gadis-gadis cantik di setiap aku berkunjung ke daerah-daerah, tapi itu tidak membuatku memilih salah satu di antara mereka sebagai pacarku. Sebab aku percaya jodoh ada ditangan Tuhan, maka aku harus menunggu sampai cinta itu benar-benar tumbuh dihatiku. Kalau kata teman-temanku sih imlek mesti punya pacar. Mereka pada ngebet nyari pacar sebelum hari itu tiba. Kalo istilah tionghuanya sih “Fu ko nyien…” itu istilahnya adalah buat pamer-pamer kalau lagi ngumpul sama teman waktu imlek. Hmm… ngga terlalu aku pusingin sih….
            Tapi…, Hari itu Aku sedang beratraksi barongsai disebuah rumah warga tionghua yang agak kumuh di pelosok Singkawang. Tidak sengaja aku bertemu seorang gadis cantik yang sederhana dan berbeda menurutku. Saat kakiku yang sebagai kaki depan barongsai terpeleset karena sebuah batu kecil hingga aku tiba-tiba menjatuh kepala barongsai itu sampai tertelungkup kedepan. Penari kaki barongsai belakangnya itu ikut tertarik dan membaringkan badannya, gebukan music tradisional cina itu semakin pelan seiring menyambut gaya tidur barongsai yang mulai ngantuk. Itulah trik kami untuk menutupi kesalahan salah satu penari supaya tidak kelihatan terpeleset, tentunya semua itu kami lakukan dengan kompak sesuai dengan kerja keras dan latihan kami selama ini.
            Begitu gadis itu melihat kaki depan barongsai itu tergelincir karena kelelahan, ia segera berlari mendekati kepala barongsai dan menyerahkan segelas minuman aqua yang sedotannya sudah ditusuk, kulihat seorang temannya melarangnya untuk terlalu dekat dengan barongsai kami, takut tiba-tiba barongsai bangun dan tidak sengaja melukainya tapi sepertinya ia tidak terlalu peduli dan malah berbisik kepadaku, “Minumlah… kamu pasti kelelahan…!”
            Aku masih terpana sambil mengangakan mulut barongsai untuk melihat dengan jelas wajah cantik itu. Gadis bermata sipit itu ternyata orang yang tidak mengenalku, bahkan gadis itu tidak memperhatikan rupaku, tapi ia tetap peduli padaku dan itu sangat membuatku tersentuh. Aku tahu ia berbicara tidak secara pribadi denganku, tetapi kepada barongsai ini dan bahkan beberapa kali mengelus kepada itu. Ia begitu peduli terhadap seekor singa barongsai yang kelelahan.
            Gadis itu sangat mengagumi barongsai itu, ia tampak tidak rela membiarkan barongsai itu pergi dan berpindah kerumah lain dan masih terus memandangi singa-singaan itu. Gadis sederhana pemilik rumah berpapan kayu itu akhirnya memanggil barongsai itu dengan berteriak lalu menghampiri mahluk itu, Aku menghentikan langkahku dan memutarkan kepala barongsai kebelakang untuk menatap gadis itu lewat lubang mulut barongsai, tentu saja aku masih tidak mau membuka topeng barongsainya sebab aku takut ketampananku ini membuatnya terpesona dan akhirnya ia jatuh pingsan.
            “Boleh aku meminta satu helai jenggot barongsai itu?” tanya gadis itu. Aku pikir dia ingin mengajakku berkenalan atau sekedar melihat wajahku. Ternyata ia hanya meminta satu permintaan kecil. Sehelai bulu jenggot barongsai dipercaya orang tionghua untuk menyembuhkan anak kecil yang kaget atau takut karena melihat barongsai, bisa juga dipakai untuk kesembuhan anak kecil yang sedang sakit.
            Untuk apa? Sepertinya dia bukan orang yang takut melihat barongsai, apa mungkin buat adiknya yang kaget? Pikirku dalam hati. Tapi sepertinya dia dapat membaca pikiranku, buktinya dia menjelaskan alasannya sebelum aku mencabut jenggot itu.
“Untuk papaku yang sedang berbaring dikamar karena sakit parah, dia pernah bilang ada keajaiban dibalik sehelai jenggot barongsai. Bolehkan aku meminta sehelai keajaiban itu? Aku hanya ingin ia sembuh…” kata gadis itu dengan penuh harap.
Mendengar itu membuatku segera mencabut beberapa helai jenggotnya dan berharap apa yang di ingin gadis itu segera tercapai. Semoga tidak hanya satu harapan saja dan semoga beberapa helai jenggot itu bisa memberikan beberapa harapannya. Kabulkanlah Tuhan….
***
            Beberapa hari kemudian, Aku beratraksi barongsai lagi di sebuah klenteng besar di Kota Singkawang, Aku melihat banyak sekali yang mengelilingi kami untuk menikmati seni tari singa itu. Barongsai kami melompat dan merebut sebuah angpao yang di gantung dengan sebuah daun selada di tiang yang tinggi sana. Setelah susah payah memperjuangkannya dan akhirnya kami berhasil memakan angpau itu sambil masih dengan gaya lompat sana-sini dan tidak sengaja aku melihat gadis itu sedang bertepuk tangan diantara penonton lainnya. Ia memegang sebuah angpao untuk dijadikan umpan bagi barongsai, ia menggoda barongsai kami dengan mengayun-ayunkan angpao merah itu.
            Segera barongsai kami mendekat dan memakan angpaonya, Gadis itu tersenyum senang lalu pergi begitu saja, sedang aku yang masih di balik sarung barongsai itu membuka angpaonya dan menemukan beberapa lembar uang dan sebuah catatan kecil yang tertulis, Terima kasih barongsai, kamu sudah memberikan keajaiban itu kepada keluarga kami…
            Aku langsung melepaskan kepala barongsai itu dan pergi mencari gadis itu, ia menemukannya berdiri sendiri didepan gerbang klenteng yang berwarna merah dan berpatung dua naga memperebutkan bola naga yang ada diatas gerbang itu. Ia berdiri dengan sebuah payung merah yang melindunginya dari terik sinar mentari yang menyengat.
Aku mendekati dan menggodanya. “Sepertinya ada yang sedang bahagia nieh…,” kataku sambil tersenyum ramah terhadapnya. Tapi gadis itu hanya cuek sebab ia tak mengenaliku. Ia bahkan bertingkah seperti biasanya seperti ketika dua penumpang yang berpapasan diangkot atau Oplet (istilah Singkawangnya). Kenapa dia tidak menyadari ada seorang pria tampan dihadapannya? Aduh…, Kenapa aku yang jadi SKSD (Sok kenal sok dekat) ya terhadap seorang gadis? Biasanya mereka yang SKSD sama aku, Tapi kali aku benar-benar gugup dan tidak harus bagaimana. Maka aku pun bertanya kembali padanya, “Apakah keajaiban itu telah menyembuhkan papamu?”
            Mendengar pertanyaan itu membuat dia sedikit mengembangkan tersenyum dan sambil berpikir, mungkin menebak bahwa aku adalah orang yang tinggal tidak jauh dari rumahnya, maka akhirnya ia memberi jawaban. “Papaku belum sembuh, Cuma kami akan segera mendapatkan uang untuk biaya operasi penyakitnya…” kata gadis itu dengan senyum termanis yang pernah kulihat. Mei Mei…, itu namanya sesuai yang dia tuturkan padaku. Namanya juga manis seperti orangnya. Dia tidak terlalu cantik, tapi yang aku tahu dia berbeda.
***
            Keesokan harinya Aku membawa kue keranjang untuk keluarga Mei-mei dan sejak hari itu Mei Mei menjadi banyak berbincang denganku hingga berkenalan lebih jauh.
            “Kok kamu bisa tahu rumahku?” tanya Mei Mei.
            “Aku pernah kesini?” jawabku.
            “Oh ya? Kok Mei Mei tidak pernah tahu ya?”
            “Hmm…, mungkin kamu lupa…” tebakku.
            “Makasih ya buat kue keranjangnya…”
            “Oh tidak usah sungkan-sungkan, papaku punya pabrik Kue Keranjang kok, jadi aku dapatinnya secara cuma-cuma. Hehehehe…”
            “Oh ya…?” pekik Mei Mei seperti tak mempercayai hal itu, padahal aku jujur.
***
            Hari berikutnya, Tante Mei Mei kembali datang dan menawarkan pernikahanya dengan pengusaha kaya dari Taiwan, dengan setimpal uang yang mengiurkan untuknya dan agar ayahnya dapat melakukan operasi. Mei Mei tak menolak juga tak menerima dengan lapang dada, hari itu ia tampak tak punya alasan, ia hanya sedikit senang sebab itulah keajaiban yang barongsai itu berikan padanya.
***
            Keesokan harinya aku kembali datang dengan sepeda tuaku sambil menenteng bubur cakkue untuk papanya yang masih sakit, biasa orang Singkawang menyebutnya bubur gunting, rasanya memang mantap apalagi dicampur dengan kuah kacang ijo sudah dikupas.
“Ini! bubur cakkue buat Papamu,” kataku sambil memberikan kantong plastik itu.
Mei Mei malah menertawainya, “Apakah hari ini kamu juga ingin bilang bahwa kamu anak tukang bubur cakkue? Dan besok kau datang dengan bakso pasti kau bilang anak tukang bakso?”
Semenjak hari itu Aku semakin sering main kerumah Mei Mei dan kadang mengajaknya jalan, bahkan ia sering sekali mengajakku sembahyang diklenteng. Aku lihat dia begitu serius dan berdoa kepada penghuni pekong itu. Aku tahu dia pasti memohon Dewa Langit menyembuhkan papanya, begitu pun aku dalam doa itu. Dewa langit…, Dewa Bumi…, Tidak ada banyak hal yang aku ingin selain Ayah Mei Mei segera sembuh dan Mei Mei bisa kembali bahagia.
***
            Hari itu Mei-mei menangis melihat papanya menahan sakit tumor yang luar biasa didalam perutnya, sebenarnya ia ingin segera membantunya tetapi karena masalah ekonomilah ia hanya bisa berdoa saja, kebetulan siang itu Mr. Wang(45 tahun) yang berasal dari Taiwan datang untuk melihat calon istrinya, Mei-mei. Sedangkan Mei-mei yang sebenarnya terpaksa untuk menikah itu masih tidak sanggup memberikan jawaban yang jelas pada tantenya, kini ia hanya bisa menangis di dalam kamarnya.
Ibunya yang sedikit mata duitan itu mencoba merayu dan menyakinkannya, sebab ia sendiri sudah lama merindukan hidup sedikit mewah seperti tetangga-tetangga lainnya. “Lihat saja Si Achiang kawin sama olang Taiwan sekalang hidup kelualganya kaya laya, lihat saja si Afung langsung bangun lumah begitu kawin sama olang sana.”
“Tapi kan si Aphak aja habis dari sana malah disiksa sama orang sana, Mak!”
“Tapikan kamu tidak mungkin sepelti si Aphak yang malang itu, siapa tau nasipmu sepelti si Achiang, si Afung, si Abong atau siapa lagi itu. Demi Apak kamu Mei!” perintah ibunya.
Akhirnya Mei Mei menerima pernikahan itu demi kesembuhan Papanya, ia tidak ingin Papanya terlalu lama tersiksa dengan penyakit itu. 
            Malam itu Mei-mei masuk kekamar papanya dan menceritakan tentang seorang pemuda baik yang sedang mendekatinya. Papanya senang mendengar semua curhat Mei-mei, bahkan ia masih berpesan seperti ini, Jangan kamu menikah jika hanya karna untuk kesembuhan Apak, sebab Apak sudah tua, cepat atau lambat Apak pasti akan mati…. Tapi Mei-mei tetap bersikukuh dengan pilihan yang didukung ibunya dan menyakinkan papanya itu pilihan terbaiknya sebab ia ingin menjadi anak yang berbakti seperti ajaran kebanyakan keluarga tionghua secara turun temurun. Perempuah-perempuan tionghua sangat terkenal berbakti kepada orang tua mereka, khususnya untuk daerah Singkawang. Mereka bahkan banyak yang bekerja diusia muda untuk membantu pencaharian orang tua mereka.
***
            Mei Mei begitu semangat melihatku menjemputnya pagi itu, aku tahu bukan karena wajahku yang ganteng atau pun penampilanku yang keren, tapi sepertinya ia ingin menceritakan sesuatu untukku. tapi sebelum mendengar itu aku ingin mengajaknya kesuatu tempat dan membawanya melihat sebuah Aquarium besar seperti di Sea World, Ancol. Tapi bedanya disini banyak ikan Piranha yang besar-besar.
            “Koko kenapa kamu membawaku ke aquarium ikan Piranha?” tanya Mei-mei.
            “Memang kenapa?” tanyaku sebaliknya.
            “Mei Mei tidak suka melihat ikan Piranha, sebab mereka memakan apa saja secara rakus.”
            “Menurut koko Piranha Seksi… koko membawamu kesini karna setiap melihat ikan Piranha koko ingat kamu…”
            “Ih… koko jahat!” kata Mei Mei sambil cemberut, tepatnya sih pura-pura cemberut.
            “Soalnya Mei mei sudah memakan semua hati koko dan sekarang koko tak punya hati lagi, hati koko hanya dikamu…” kataku dengan sedikit nada menggombal ala Sule dan Andre OVJ, katanya sih sekarang lagi nge-trend gombal-gombalan.
            “Ih Gombal!”
            “Koko serius… koko jatuh cinta dan ingin membuatmu bahagia selamanya… sebab cuma Mei Mei yang membuat koko mengerti arti cinta.”
            Akhirnya Aku menyatakan cintanya kepadanya setelah sekian lama memendamnya, ia yang tadinya tidak mempercayainya karena wajahku yang lucu ini kelihatan seperti sedang bercanda, tetapi aku mencoba berubah menjadi seorang pria tampan yang dewasa dan serius hingga akhirnya Mei mei hanya terdiam dan menangis memikirkan nasibnya, Kenapa Cinta itu datang ketika aku sudah siap menikah….
            “Tapi jika Mei Mei belum siap, tidak usah menjawabnya sekarang. Koko masih punya banyak waktu kok untuk menunggu jawaban Mei Mei,” melihat kesedihannya aku mencoba mengalihan pembicaraan dengan bertanya, “Oh ya! Tadi Mei-mei ingin mengatakan sesuatu kan? Apa itu?”
            “Justru aku yang tidak punya banyak waktu… Aku akan segera pergi ke Taiwan dan menikah dengan orang Taiwan itu. Maafkan aku…,” Akhirnya Mei mei pun menceritakan keputusan dia untuk menikah dan meninggalkan kota Singkawang sebab ia hanya punya sebuah pilihan karena papanya harus segera di operasi.
***
            Pagi itu setelah Mei mei menerima setimpal uang yang dijanjikan Mr.Wang, papanya akhirnya berhasil operasi dan sembuh. Siang itu Mr.Wang kembali datang kerumah Mei mei untuk menjemput calon istri dan segera menikahinya di Taiwan, tapi sebelum kesana biasanya keluarga tionghua mengada pesta kecil-kecilan dengan acara makan-makan bersama keluarga terdekat saja.
Aku tidak tahu apakah aku datang tepat waktu atau tidak, sebab aku datang mengganggu acara makan mereka sekaligus untuk menghalangi Mr.Wang membawa Mei Mei, sebab aku tahu Mei Mei tidak bahagia dengan menikahinya. Aku juga berusaha menyakinkan kedua orang tua Mei mei bahwa aku bisa membahagiakan Mei mei, tentunya orang tua Mei mei tidak dapat langsung menyetujuinya meski pun mereka baru sadar Mei mei tersiksa dengan pilihan itu, sebab keluarga mereka sudah memakai sebagian besar uang Mr.Wang. Akhirnya Aku membuat keputusan dan berjanji untuk membayar semua kerugian yang dikeluarkan Mr.Wang dengan syarat membebaskan Mei mei. Aku memohon untuk diberikan sedikit waktu untuk melunasi semua itu dalam waktu seminggu paling lambat setelah aku dan team barongsaiku bisa memenangkan Kompetisi Barongsai Nasional dengan total hadiah rp.35.000.000,- yang dapat kami raih. Tentunya uang ganti rugi tersebut tidak sedikit bagiku, apalagi aku dari keluarga sederhana, hanya seorang anak pemilik Kue Keranjang. Jadi meski pun dengan mengumpul uang jajanku itu tidak akan cukup. Aku bertekad untuk memenangkan lomba itu dan mendapatkan uangnya, Jika tidak bearti Mei Mei akan menjadi milik Mr.Wang yang berhidung besar, tua dan bau tanah itu untuk selama-lamanya. Bahkan teman-teman teamku senantiasa mendukungku dan berjanji memberikan uang itu sepenuhnya untuk menyelamatkan nasip Mei Mei.
***
            Festival kompetisi barongsai pun dimulai, bahkan Mr,Wang pun ikut hadir dan ikut menjadi sponsor besar dalam acara itu. Selain itu pengusaha Taiwan yang licik itu juga sudah menyusun sederet rencana licik untuk menjatuhkan team kami, sebab ia juga ingin Mei Mei yang cantik itu bisa menjadi istri untuk memuaskannya diranjang. Ia percaya dengan uang segala jalannya bisa berjalan dengan mulus.
Hanya saja dia tidak mengenalku sebagaimana teman-temanku yang mengenal semangat juangku yang begitu keras. Aku juga sudah berlatih jauh lebih keras demi kemenangan itu, begitu juga dengan teman-teman teamnya yang berusaha keras untuk membantuku dan banyak berkorban dalam taruhan kemenangan ini.
            Lelaki tua itu menyuruh beberapa orang yang dibayarnya untuk mematahkan kaki Kevin(pemain handal barongsai bagian belakang), setelah bermain lincah dibabak pertama dan babak kedua, kini ketika Final(babak akhir) Kevin yang handal tidak bisa ikut dan beberapa pemain cadangan juga sudah kelelahan dibabak sebelumnya. Aku menjadi bingung sebab pemain handal bagian belakang hanyalah diriku dan Kevin. Melihat itu Mei mei akhirnya masuk ke belakang panggung dengan kostum penari barongsai dan mengusul untuk menjadi posisi kepala barongsai demi memperjuangkan cinta kami. Aku tidak tahu entah dari mana ia masuk dan mendapatkan kostum itu, tiba-tiba saja ia datang dan membuatku kembali bersemangat untuk memainkan barongsai itu bersamanya. Aku tidak percaya dia bisa sehebat itu, apakah hanya dengan mengamati barongsai selama ini membuatnya bisa melakukan semua itu? Itu sungguh tidak masuk akal, tapi yang pasti ini adalah kekuatan cinta. Cinta akan menghilangkan segala kemustahilan itu….
            Badan Mei mei yang ringan dapat ku angkat dengan mudah dan akhirnya barongsai dapat menjangkau hingga memakan Angpao dan daun selada yang digantungkan di tiang yang tinggi itu sebagai tujuan final dari kompetisi. Akhirnya semua bertepuk tangan menyambut kemenangan kami, lebih mengagetkan lagi ketika semua penonton melihat penari depan barongsainya adalah seorang gadis cantik, penonton Shock sekaligus mengagumi kami. Ini adalah atraksi pertamaku yang begitu memukau banyak penonton, bahkan diriku sendiri. Aku bahkan merasa semakin tampan ketika mendengar banyak gadis-gadis meneriakan namaku dengan begitu histerisnya. Aduh apakah pesonaku segitu hebatnya sampai aku selebai ini…?
            Hari Imlek pun datang, kami menyambutnya dengan sukacita dan merayakan pembuka imlek dengan memasang petasan besar sepanjang dua meter yang di gantung di depan rumah Mei Mei. Orang tionghua percaya ledakan petasan dapat mengusir aura-aura buruk dan sial yang ada didalam rumah tersebut dan kehidupan selanjutnya hingga akhirnya mereka mendapatkan berkah dan hidup bahagia. Tentunya perasaanku juga amat bahagia tak terhingga, sepertinya begitu juga Mei Mei. Selain aku dan Mei Mei resmi pacaran dan disetujui oleh keluarganya yang tadinya hanya memandangku sebelah mata, tapi juga karena imlek ini aku mendapatkan pasangan untuk ‘Fu Ko Nyien’. Hehehehe…
Hari itu sekaligus menjadi hari pertemuan kedua pihak keluarga di meja makan pada saat makan besar di imlek imlek bersama untuk membicarakan hari pernikahanku dan Mei Mei mendatang.
“Oh ya… Mei! Si Achiang udah pulang tu dari Taiwan, mukanya babak belur akibat di jual sama suaminya untuk dijadikan pelacur di sana,” cerita Ibu Mei Mei.
“Iya… benar tu! Si Afung aja kabur dari suaminya karna dipaksa jadi pembantu, sekarang keluarganya sibuk membantu anaknya pulang kesini, sebab tidak mudah mendapat ijin pulang dari Taiwan ke Indonesia,” Mamaku ikut menceritakan kejadian nyata itu.
“Bahkan Si Alam, si Abong, si Abu, si Afoi, si Aset atau si warna-warni juga pulang tante karena tidak tahan disana!” tambahku.
“Untunglah ada nak Afei, kalau tidak mungkin Mei Mei sudah jadi budak disana…” tambah Ibu Mei Mei.
Pujian itu sangat membuatku tersentuh, tak pernah hidupku sebahagia ini selama bertahun-tahun. Inilah kali pertama aku benar-benar bangga dipuji orang. I think I’m a Superhero….
-HAPPY ENDING-


Oh ya,,, baca juga Novel Pertama saya, judulnya
The Neighbour
open The door if you dare
and discover the secret

Sipnosis

Cerita ini bukan berawal dari sebuah dongeng…
Bukan juga sebuah lagenda…
Tapi sebuah sejarah yang pernah ada…
Sejarah yang sudah menjadi mitos…
Mitos yang ditakuti oleh semua siswa disekolah itu…
It’s a True Story…

Berawal dari kenakalan siswa yang bernama Xmon,
dengan obsesinya yang besar untuk melihat hantu,
Dia mencoba membuka sumur angker yang sudah ditutup sejak 20 tahun yang lalu
dan masuk kekelas kosong yang dilarang dalam mitos.

Hingga suatu ketika…
hantu-hantu dalam imajinasinya menjadi benar-benar ada dan menerornya…
apakah yang sebenarnya terjadi dengan Xmon hingga dia terus-terusan dihantui keluarga aneh disebelah rumahnya?

Sebuah Novel Horror remaja yang bercerita tentang kocaknya persahabatan, percintaan, budaya Tionghua, broken home hingga teror-teror yang membuat imajinasi anda ikut bermain…
Temukan jawabannya dalam rumah kosong itu,
Beranikah anda membuka pintunya dan menemukan jawaban akhirnya?

note: dapatkan segera novelnya!!!
bisa pesan online lewat penerbitnya klik disini
atau hubungi(SMS) kontak dibawah ini
081388042525
E-mail: xcelfoedyson@yahoo.co.id
Follow Me on Twitter @xcelpoe

Thanx all...
Smoga terhibur dan menginspirasi...

3 komentar:

Unknown mengatakan...

yay,,,ada postingan baru setelah lama vakum...fighting ya

Unknown mengatakan...

hehehehehe... dibaca n koment ya cha sya... :D

Loryta Chai mengatakan...

Bagus. Tp kukira nama afung dan achiang itu nama cowok eh ternyata nama cewek :D